“Sesungguhnya KAMI telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gununggunung,
maka mereka semua enggan memikulnya karena mereka khawatir akan
mengkhianatinya, maka dipikullah amanh itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan bodoh...” (QS 33/72)
MAKNA AMANAH
1. Secara Bahasa : Bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan).
2. Secara Definisi : Seorang muslim memenuhi apa yg dititipkankan kepadanya.
Hal ini didasarkan pd firman ALLAH SWT : “Sesungguhnya ALLAH memerintahkan
kalian untuk mengembalikan titipan2 kepada yg memilikinya, dan jika menghukumi
diantara manusia agar menghukumi dg adil ... (QS 4/58)
Maka yg termasuk amanah bukan hanya dlm hal materi atau hal yg berkaitan dg
kebendaan saja, melainkan berkaitan dg segala hal, seperti memenuhi tuntutan
ALLAH adalah amanah, bergaul dg manusia dg cara yg terbaik adalah amanah,
demikian seterusnya.
DALIL-DALIL SYARIAT
1. Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS
2/283; 8/27; 23/8; 70/32.
2. As-Sunnah :
a. “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta
pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat, seorang pemimpin pemerintahan adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya, suami adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang anggota keluarganya, istri
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rumahtangga
suaminya serta anak2nya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggungjawaban tentang harta benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat.” (HR
Muttafaq ‘alaih, dalam Lu’lu wal Marjan hadits no. 1199)
b. “Ada 4 perkara yg jika semuanya ada pd dirimu maka tdk berbahaya bagimu
apa yg terlepas darimu dlm dunia : Benar ketika berbicara, menjaga amanah,
sempurna dlm akhlaq, menjaga diri dari meminta.” (HR Ahmad dalam musnadnya
2/177; Hakim dalam al-Mustadrak 4/314 dari Ibnu Umar ra; berkata Imam al-
Mundziri ttg hadits ini : Telah meriwayatkan Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Thabrani,
Baihaqi dg sanad yg hasan, lih. At-Targhib wa Tarhib 3/589)
HUBUNGAN AMANAH DG KEIMANAN
1. Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda
hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dlm diri seseorang. Sabda nabi
SAW : “Tdk ada iman pd orang2 yg tdk ada amanah dlm dirinya, dan tdk ada agama
pd orang yg tdk bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu Hibban dlm
shahihnya Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dlm musnadnya Kasyful Astar-100,
lih. Juga dlm Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056)
2. Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yg salah satu cirinya adalah
dipegangnya amanah oleh yg orang2 bukan ahlinya dlm masalah tsb. Sabda nabi
SAW : “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata
para sahabat ra : Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi
SAW : “Ketika suatu urusan dipegang oleh yg bukan ahlinya maka tunggulah
tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)
3. Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sbgm sabda nabi SAW : “Seorang
tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia
tertidur lagi maka hilanglah amanah tsb bagaikan bekas/jejak, demikianlah
seterusnya sampai tdk ada lagi amanah dihatinya, dan tdk ada lagi di hati manusia,
sehingga mereka tdk menemukan lagi orang yg amanah. Maka berkatalah sebagian
mereka : Di tempat anu masih ada seorang yg bisa dipercaya. Sampai dikatakan
kepada seseorang : Ia tdk bisa dipegang, tdk berakal, tdk ada dihati mereka sebesar
biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no.
2035)
0 komentar:
Posting Komentar