Rabu, 01 Mei 2013

Affatul Lisan


Affatul Lisan

1. PERINTAH BERKATA BAIK

Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan

kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginankeinginannya

dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar dari mulut

manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb.

Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi

bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia untuk

berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman :

?Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. ?Hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan

perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang

nyata bagi manusia.? QS. 17: 53

?Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik?? QS. 16:125

Rasulullah SAW bersabda :

?Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia

berkata baik atau diam.? HR. Muttafaq alaih

? Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya

maka dengan ucapan yang baik ? Muttafaq alaih

?Ucapan yang baik adalah sedekah? HR. Muslim.

2. KEUTAMAAN DIAM

Bahaya yang ditimbulkan oleh mulut manusia sangat besar, dan tidak ada

yang dapat menahannya kecuali diam. Oleh karena itu dalam agama kita

dapatkan anjuran diam dan perintah pengendalian bicara. Sabda Nabi:

? Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya

(kumis dan jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga?

HR. Al Bukhariy

?Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan

tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya? HR Ahmad

Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk

surga, Rasul menjawab : ?Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia?. Dan

ketika ditanya tentang penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : ?dua

lubang, yaitu mulut dan kemaluan? HR. At Tirmidziy

Rasulullah SAW bersabda : ?Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah

akan tutupi keburukannya? HR. Abu Nuaim.

Ibnu Mas'ud berkata : ?Tidak ada sesuatupun yang perlu lebih lama aku

penjarakan dari pada mulutku sendiri?

Abu Darda berkata : ?Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif.

Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih

banyak mendengar dari pada berbicara.

3. MACAM-MACAM AFATUL-LISAN, PENYEBAB DAN TERAPINYA

Ucapan yang keluar dari mulut kita dapat dikategorikan dalam empat

kelompok : murni membahayakan, ada bahaya dan manfaat, tidak

membahayakan dan tidak menguntungkan, dan murni menguntungkan.

Ucapan yang murni membahayakan maka harus dijauhi, begitu juga yang

mengandung bahaya dan manfaat. Sedangkan ucapan yang tidak ada untung

ruginya maka itu adalah tindakan sia-sia, merugikan. Tinggallah yang

keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.

Berikut ini akan kita bahas afatul lisan dari yang paling tersembunyi sampai

yang paling berbahaya. Ada dua puluh macam bahaya lisan, yaitu:

1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu Rasulullah SAW bersabda : ?Di

antara ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu

meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan? HR At Tirmidziy

Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan yang seandainya anda diam tidak

berdosa, dan tidak akan membahayakan diri maupun orang lain. Seperti

menanyakan sesuatu yang tidak diperlukan. Contoh pertanyaan ke orang lain

?apakah anda puasa, jika dijawab YA, membuat orang itu riya, jika dijawab

TIDAK padahal ia puasa, maka dusta, jika diam tidak dijawab, dianggap tidak

menghormati penanya. Jika menghindari pertanyaan itu dengan mengalihkan

pembicaraan maka menyusahkan orang lain mencari ? cari bahan, dst.

Penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk mengetahui segala

sesuatu. Atau basa-basi untuk menunjukkan perhatian dan kecintaan, atau

sekedar mengisi waktu dengan cerita-cerita yang tidak berguna. Perbuatan

ini termasuk dalam perbuatan tercela.

Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang

paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif maka akan

merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa setiap kata yang keluar

dari mulut akan dimintai pertanggung jawabannya. ucapan yang keluar bisa

menjadi tangga ke sorga atau jaring jebakan ke neraka. Secara aplikatif kita

coba melatih diri senantiasa diam dari hal-hal yang tidak diperlukan.

2. Fudhulul-Kalam ( Berlebihan dalam berbicara) Perbuatan ini

dikategorikan sebagai perbuatan tercela. Ia mencakup pembicaraan yang

tidak berguna, atau bicara sesuatu yang berguna namun melebihi kebutuhan

yang secukupnya. Seperti sesuatu yang cukup dikatakan dengan satu kata,

tetapi disampaikan dengan dua kata, maka kata yang kedua ini ?fudhul?

(kelebihan). Firman Allah : ?Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikanbisikan

mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh

bersedekah, berbuat ma'ruf, atau perdamaian di antara manusia? QS.4:114.

Rasulullah SAW bersabda : ?Beruntunglah orang yang dapat menahan

kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya ? HR. Al

Baghawiy.

Ibrahim At Taymiy berkata : Seorang mukmin ketika hendak berbicara, ia

berfikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika tidak maka tidak

diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya lisannya mengalir

saja?

Berkata Yazid ibn Abi Hubaib :?Di antara fitnah orang alim adalah ketika ia

lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Jika orang lain sudah cukup

berbicara, maka mendengarkan adalah keselamatan, dan dalam berbicara

ada polesan, tambahan dan pengurangan.

3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan diri dalam pembicaraan yang

batil) Pembicaraan yang batil adalah pembicaraan ma'siyat, seperti

menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebritis, dsb, yang tidak

terbilang jumlahnya. Pembicaraan seperti ini adalah perbuatan haram, yang

akan membuat pelakunya binasa. Rasulullah SAW bersabda :

?Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah

murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah

hingga hari kiamat? HR Ibn Majah.

? Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang paling

banyak terlibat dalam pembicaraan batil? HR Ibnu Abiddunya.

Allah SWT menceritakan penghuni neraka. Ketika ditanya penyebabnya,

mereka menjawab: ? ?dan adalah kami membicarakan yang batil bersama

dengan orang-orang yang membicarakannya? QS. 74:45

Terhadap orang-orang yang memperolok-olokkan Al Qur'an, Allah SWT

memperingatkan orang-orang beriman :??maka janganlah kamu duduk

beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena

sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan

mereka.? QS. 4:140

4. Al Jidal (Berbantahan dan Perdebatan)

Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan orang lain dengan

menyerang dan mencela pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak

akurat. Biasanya orang yang diserang merasa tidak suka, dan penyerang

ingin menunjukkan kesalahan orang lain agar terlihat kelebihan dirinya.

Hal ini biasanya disebabkan oleh taraffu' (rasa tinggi hati) karena kelebihan

dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda : ?Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka

mendapatkan hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan? HR. At

Tirmidziy

Imam Malik bin Anas berkata : ?Perdebatan akan mengeraskan hati dan

mewariskan kekesalan?

5. Al Khusumah (pertengkaran) Jika orang yang berdebat menyerang

pendapat orang lain untuk menjatuhkan lawan dan mengangkat kelebihan

dirinya. Maka al khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara

(ngotot) untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya.

Sikap ini bisa merupakan reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari

awal berbicara.

Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : ?Sesungguhnya orang yang

paling dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar?

HR. Al Bukhariy

6. Taqa'ur fil-kalam (menekan ucapan) Taqa'ur fil-kalam maksudnya

adalah menfasih-fasihkan ucapan dengan mamaksakan diri bersyaja' dan

menekan-nekan suara, atau penggunaan kata-kata asing. Rasulullah SAW

bersabda:

?Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari

kiamat, adalah orang-orang yang buruk akhlaknya di antara kamu, yaitu

orang yang banyak bicara, menekan-nekan suara, dan menfasih-fasihkan

kata?. HR. Ahmad

Tidak termasuk dalam hal ini adalah ungkapan para khatib dalam

memberikan nasehat, selama tidak berlebihan atau penggunaan kata-kata

asing yang membuat pendengar tidak memahaminya. Sebab tujuan utama

dari khutbah adalah menggugah hati, dan merangsang pendengar untuk

sadar. Di sinilah dibutuhkan bentuk-bentuk kata yang menyentuh.

7. Berkata keji, jorok dan caci maki Berkata keji, jorok adalah

pengungkapan sesuatu yang dianggap jorok/tabu dengan ungkapan vulgar,

misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini termasuk

perbuatan tercela yang dilarang agama. Nabi bersabda :

?Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu

yang keji dan perbuatan keji? dalam riwayat lain :?Surga itu haram bagi

setiap orang yang keji?. HR. Ibnu Hibban

?Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata

keji dan jorok? HR. At Tirmidziy.

Ada seorang A'rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi

: ?Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu,

maka jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada

padanya dan pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki

siapapun. Kata A'rabiy tadi : ?Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki

orang?. HR. Ahmad.

?Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri? Para

sahabat bertanya : ?Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ?

Jawab Nabi: ?Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik

mencaci maki orang tuanya?. HR. Ahmad.

Perkataan keji dan jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang

menyakiti orang lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan

orang-orang fasik (penuh dosa) atau orang-orang durhaka lainnya.

8. La'nat (kutukan) Penyebab munculnya kutukan pada sesama manusia

biasanya adalah satu dari tiga sifat berikut ini, yaitu : kufur, bid'ah dan fasik.

Dan tingkatan kutukannya adalah sebagai berikut :

a. Kutukan dengan menggunakan sifat umum, seperti : semoga Allah

mengutuk orang kafir, ahli bid'ah dan orang-orang fasik.

b. Kutukan dengan sifat yang lebih khusus, seperti: semoga kutukan

Allah ditimpakan kepada kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi, dsb.

c. Kutukan kepada orang tertentu, seperti : si fulan la'natullah. Hal ini

sangat berbahaya kecuali kepada orang-orang tertentu yang telah

Allah berikan kutukan seperti Fir'aun, Abu Lahab, dsb. Dan orangorang

selain yang Allah tentukan itu masih memiliki kemungkinan lain.

Kutukan yang ditujukan kepada binatang, benda mati , atau orang tertentu

yang tidak Allah tentukan kutukannya, maka itu adalah perbuatan tercela

yang haus dijauhi. Sabda Nabi :

? Orang beriman bukanlah orang yang suka mengutuk? HR At Tirmidziy

?Janganlah kamu saling mengutuk dengan kutukan Allah, murka-Nya

maupun jahanam? HR. At Tirmidziy.

?Sesungguhnya orang-orang yang saling mengutuk tidak akan mendapatkan

syafaat dan menjadi saksi di hari kiamat? HR. Muslim

9. Ghina' (nyanyian) dan Syi'r (syair Syair adalah ungkapan yang jika

baik isinya maka baik nilainya, dan jika buruk isinya buruk pula nilainya.

Hanya saja tajarrud ( menfokuskan diri) untuk hanya bersyair adalah

perbuatan tercela. Rasulullah SAW bersabda :

?Sesungguhnya memenuhi rongga dengan nanah, lebih baik dari pada

memenuhinya dengan syair? HR Muslim. Said Hawa mengarahkan hadits ini

pada syair-syair yang bermuatan buruk.

Bersyair secara umum bukanlah perbuatan terlarang jika di dalamnya tidak

terdapat ungkapan yang buruk. Buktinya Rasulullah pernah memerintahkan

Hassan bin Tsabit untuk bersyair melawan syairnya orang kafir.

10. Al Mazah (Sendau gurau) Secara umum mazah adalah perbuatan

tercela yang dilarang agama, kecuali sebagian kecil saja yang diperbolehkan.

Sebab dalam gurauan sering kali terdapat kebohongan, atau pembodohan

teman. Gurauan yang diperbolehkan adalah gurauan yang baik, tidak

berdusta/berbohong, tidak menyakiti orang lain, tidak berlebihan dan tidak

menjadi kebiasaan. Seperti gurauan Nabi dengan istri dan para sahabatnya.

Kebiasaan bergurau akan membawa seseorang pada perbuatan yang kurang

berguna. Disamping itu kebiasaan ini akan menurunkan kewibawaan.

Umar bin Khatthab berkata : ?Barang siapa yang banyak bercanda, maka ia

akan diremehkan/dianggap hina?.

Said ibn al Ash berkata kepada anaknya : ?Wahai anakku, janganlah

bercanda dengan orang mulia, maka ia akan dendam kepadamu, jangan pula

bercanda dengan bawahan maka nanti akan melawanmu?

11. As Sukhriyyah (Ejekan) dan Istihza'( cemoohan) Sukhriyyah

berarti meremehkan orang lain dengan mengingatkan aib/kekurangannya

untuk ditertawakan, baik dengan cerita lisan atau peragaan di hadapannya.

Jika dilakukan tidak di hadapan orang yang bersangkutan disebut ghibah

(bergunjing).

Perbuatan ini terlarang dalam agama. Firman Allah :

?Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olok kaum yang

lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang

mengolok-olok dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-olok wanita lain

(karena) boleh jadi wanita-wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari yang

mengolok-olok ? QS. 49:11

Muadz bin Jabal ra. berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda : ? Barang

siapa yang mencela dosa saudaranya yang telah bertaubat, maka ia tidak

akan mati sebelum melakukannya? HR. At Tirmidziy

12. Menyebarkan rahasia Menyebarkan rahasia adalah perbuatan

terlarang. Karena ia akan mengecewakan orang lain, meremehkan hak

sahabat dan orang yang dikenali. Rasulullah SAW bersabda :

?Sesungguhnya orang yang paling buruk tempatnya di hari kiamat, adalah

orang laki-laki yang telah menggauli istrinya, kemudian ia ceritakan

rahasianya?. HR. Muslim

13. Janji palsu Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi

dan memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda

kemunafikan seseorang.

Firman Allah : ?Wahai orang-orang beriman tepatilah janji?? QS 5:1

Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: ?Sesungguhnya ia adalah seorang

yang benar janjinya..? QS 19:54

Rasulullah SAW bersabda : ?ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka

dia adalah munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika

berbicara dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya khiyanat? Muttafaq

alaih dari Abu Hurairah

14. Bohong dalam berbicara dan bersumpah Berbohong dalam hal ini

adalah dosa yang paling buruk dan cacat yang paling busuk. Rasulullah SAW

bersabda :

?Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk curang. Dan

kecurangan akan menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang

yang berbohong akan terus berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai

pembohong? Muttafaq alaih.

?Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan memandangnya di

hari kiamat, yaitu : orang yang membangkit-bangkit pemberian, orang yang

menjual dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang

memanjangkan kain sarungnya? HR Muslim.

?Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan orang, celaka dia, celaka

dia? HR Abu Dawud dan At Tirmidziy

15. Ghibah (Bergunjing)

Ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama. Rasulullah pernah

bertanya kepada para sahabat tentang arti ghibah. Jawab para sahabat:

?Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui?. Sabda Nabi: ?ghibah adalah

menceritakan sesuatu dari saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak

menyukainya.? Para sahabat bertanya : ?Jika yang diceritakan itu memang

ada? Jawab Nabi : ?Jika memang ada itulah ghibah, jika tidak ada maka

kamu telah mengada-ada? HR Muslim.

Al Qur'an menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri

(QS. 49:12)

Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak hanya ucapan, bisa

juga tulisan, peragaan. dsb.

Hal-hal yang mendorong terjadinya ghibah adalah hal-hal berikut ini :

1. Melampiaskan kekesalan/kemarahan

2. Menyenangkan teman atau partisipasi bicara/cerita

3. Merasa akan dikritik atau dcela orang lain, sehingga orang yang

dianggap hendak mencela itu jatuh lebih dahulu.

4. Membersihkan diri dari keterikatan tertentu

5. Keinginan untuk bergaya dan berbangga, dengan mencela lainnya

6. Hasad/iri dengan orang lain

7. Bercanda dan bergurau, sekedar mengisi waktu

8. Menghina dan meremehkan orang lain

Terapi ghibah sebagaimana terapi penyakit akhlak lainnya yaitu dengan ilmu

dan amal.

Secara umum ilmu yang menyadarkan bahwa ghibah itu berhadapan dengan

murka Allah. Kemudian mencari sebab apa yang mendorongnya melakukan

itu. Sebab pada umumnya penyakit itu akan mudah sembuh dengan

meotong penyebabnya.

Menceritakan kekurangan orang lain dapat dibenarkan jika terdapat alasan

berikut ini:

1. Mengadukan kezaliman orang lain kepada qadhi

2. Meminta bantuan untuk merubah kemunkaran

3. Meminta fatwa,seperti yang dilakukan istri Abu Sufyan pada Nabi.

4. Memperingatkan kaum muslimin atas keburukan seseorang

5. Orang yang dikenali dengan julukan buruknya, seperti al a'raj

(pincang), dst.

6. Orang yang diceritakan aibnya, melakukan itu dengan terang-terangan

(mujahir)

Hal-hal penting yang harus dilakukan seseorang yang telah berbuat ghibah

adalah :

1. Menyesali perbuatan ghibahnya itu

2. Bertaubat, tidak akan mengualnginya lagi

3. Meminta maaf/dihalalkan dari orang yang digunjingkan

16. Namimah (adu domba)

Namimah adalah menyampaika pembicaraan seseorang kepada orang lai

17. Perkataan yang berlidah dua

18. Menyanjung

19. Kurang cermat dalam berbicara (asal bunyi)

20. Melibatkan diri secara bodoh pada beberapa pengetahuan dan

pertanyaan yang menyulitkan

Versi Cetak | Kirim ke rekan


0 komentar:

Posting Komentar