This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 30 April 2013

Lakukan dengan hati

Lakukannya Dengan Sepenuh Hati

Apabila kita membuat sesuatu kerja, kita perlu lakukanya sebaik mungkin. Maknanya kita perlu berikhtiar dan mencari pelbagai jalan agar kualiti atau mutu kerja yang dipersembahkan ternyata hebat. Sikap seperti ini menjamin kejayaan ke atas setiap kerja yang dilakukan.

Apabila membuat sesuatu kerja, lakukannya sepenuh tenaga untuk menjayakan kerja tersebut.

Selain daripada bersikap positif dan melakukan sesuatu kerja dengan cara yang betul, satu lagi faktor penting yang menentukan kejayaan ialah usaha yang bersungguh-sungguh. Ini bermakna kita akan berusaha, berikhtiar dan mencari pelbagai jalan untuk memastikan apa yang sedang kita lakukan dapat dilakukan dengan baik dan bermutu tinggi.

Kita ambil contoh seorang pelajar. Ketika orang lain masih tidur dia dah bangun awal belajar, ketika orang lain berputus asa dia masih mencuba lagi, ketika orang lain hilang minat, minatnya masih mendalam dan ketika orang lain menemui jalan buntu dan menyerah kalah, dia akan cuba mendapatkan bantuan guru dan sebagainya.

Kesimpulannya, apa sahaja yang dia lakukan, dilakukannya sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh tenaga daripada pelajar lain. Pada penghujungnya sudah tentu kejayaan dia akan lebih cemerlang daripada pelajar lain

Cara makan buah

Cara Betul Makan Buah

Apakah cara yang betul untuk memakan buah? Sebenarnya cara yang betul untuk makan buah adalah tidak memakannya selepas sajian utama sebagai pencuci mulut. Buah harus dimakan semasa perut masih kosong! Buah memainkan peranan penting untuk mendetoksifikasi sistem badan anda, termasuk membekalkan sumber tenaga untuk menurunkan berat badan dan aktiviti lain.

Buah-buahan
Katakanlah anda makan dua potong roti dan kemudian sepotong buah. Potongan buah itu sudah sedia untuk melalui perut terus ke dalam usus tetapi dihalang dari melakukannya. Sementara itu, semua makanan membusuk, ferments dan berubah menjadi asid. Begitu buah datang ke dalam kenalan dengan makanan di perut dan cairan pencernaan, turun massa makanan bermula membusuk.

Jadi makan buah-buahan anda dalam perut kosong atau sebelum makan anda! Anda telah mendengar orang mengeluh - Setiap kali aku makan semangka aku bersendawa, ketika aku makan durian perutku bloats atas, saat saya makan pisang aku merasa seperti lari ke toilet, dan lain-lain - sebenarnya semua ini tidak akan muncul jika anda makan buah dalam perut kosong. Buah bercampur dengan makanan lain dan menghasilkan gas dan dengan itu anda mengasapi! Rambut beruban, botak, gugup, letupan, lingkaran hitam di bawah mata - semua ini tidak akan terjadi jika anda mengambil buah-buahan di perut kosong. Tidak ada hal seperti beberapa buah-buahan seperti oren dan lemon bersifat asid kerana semua buah-buahan untuk menjadi alkali dalam tubuh kita, menurut Dr Herbert Sehlton.

Jika anda telah menguasai cara yang benar makan buah-buahan, anda mempunyai rahsia kecantikan, umur panjang, kesihatan, tenaga, kebahagiaan dan berat badan normal.

Ketika anda perlu minum jus buah-buah hanya minum jus segar. Bukan dari tin. Jangan minum jus yang telah dibakar. Jangan makan buah-buahan matang kerana anda tidak mendapatkan nutrisi. Anda hanya boleh merasakannya. Jadi berhenti membuat 'pisang goreng' atau 'bubur durian' jika anda ingin nutrisi. Memasak menghancurkan semua vitamin.

Makan buah yang asal lebih baik daripada minum jus. Tapi jika anda perlu minum jus, minum perlahan-lahan. Kerana anda harus membiarkannya bercampur dengan air liur anda sebelum menelannya.

Anda boleh pergi pada cepat buah 3 hari untuk membersihkan tubuh anda. Hanya makan buah dan minum jus buah selama tiga hari dan kamu akan terkejut ketika rakan anda memberitahu anda bagaimana anda tampak berseri-seri! Selama segera buah, anda boleh makan buah-buahan disusun dalam bentuk salad dan membuatnya tampak lebih menarik

Renungan Untuk Ibu Dan Anak

Renungan Untuk Ibu Dan Anak

Ibu Kita dan Kita Sebagai Ibu
  • Lapangnya masa kita ada kaitan dengan keberkatan hidup kita. Kita adalah di bawah siksa Allah bila ada masa untuk buat benda tidak baik tetapi tidak ada masa nak buat yang baik.
  • Jika kita tak pernah kecukupan duit maksudnya kita disiksa Allah.
  • Setitik air mata ibu jatuh, 10 kebajikan anak hilang. Oleh itu ibu-ibu jangan jatuhkan air mata dan anak-anak jangan buat ibu jatuhkan air mata. Menangislah kerana anak berjaya dan bukan sedih kerana angkara anak.
  • Kalau balik tengah malam, buka lampu tengok dan tatap muka ibu, sebab wajah orang tidur akan menampakkan segalanya.
Ada 3 mata yang tak dijilat api neraka.
  • Melihat kaabah sehingga menitis air mata.
  • Membaca al-Quran sehingga menitis air mata.
  • Memandang wajah ibu yang sedar tidur atau sedar sehingga berlinang air mata.
3 orang yang kita perlu tengok dan selalu pandang dalam hidup, tengok masa tidur!
  • Anak
  • Ibu
  • Suami.
Kalau kita ada perselisihan faham dengan suami sehingga nak bercerai, tataplah muka suami kita ketika dia tidur - kalau masih terbit perasan kasih, sayang, cinta, rindu atau simpati, janganlah bercerai tetapi jika tiada timbul rasa itu semua - maksudnya jodoh dah memang tidak ada, bolehlah teruskan apa yang patut.

Orang yang selalu menatap dan memandang ibunya tidak akan menangis di hari kematian ibunya, cuma menangis dalam hati sahaja. Oleh itu bagi sesiapa yang masih ada ibu, pandanglah ibumu selalu.

Adalah menjadi satu dosa jika kita mengguna jari telunjuk untuk menunjukkan sesuatu pada ibu

Tenangkanlah Hati

Tenanglah Wahai Hati



Setiap hari kita ketawa. Setiap hari kita jumpa kawan. Setiap hari kita dapat apa yang kita nak. Tapi.. kenapa hati kita tak gembira? Kita sembahyang setiap hari. Kita berdoa selalu pada Allah. Kita minta sungguh-sungguh pada Allah. Tapi.. kenapa susah sangat doa kita nak makbul? Sedangkan Allah ada berfirman. "Berdoalah pada Ku, nescaya akan Ku kabulkan...,"

Apa masalah kita? 

Hati kita tak gembira sebab kita tak pernah bersyukur dengan apa yang kita ada. Kita tak pernah nak menghargai setiap nikmat yang kita dapat. Kita asyik memikirkan benda yang kita tak ada, sampai kita lupa melihat nikmat sekeliling kita.

Kita berdoa, tapi kenapa payah sangat doa kita Allah nak makbulkan? 

Sebab kita asyik meminta pada Allah, tapi kita tak pernah minta ampun pada Allah, sedangkan dosa-dosa kita terlampau banyak pada Allah. Alangkah tidak malunya kita. Kita merintih, kita merayu agar Allah makbulkan doa kita. Tapi, lepas kita dapat kesenangan kita lupa pada Allah, kita tak bersyukur pada Allah. Bila dah datang kesusahan, baru nak ingat Allah balik. Baru nak menangis, merintih.. minta Allah pandang kita. Macam mana Allah nak makbulkan doa kita?

PEMBUKTIAN KEBENARAN AYAT-AYAT KAUNIYAH DI AL QUR’AN


PEMBUKTIAN KEBENARAN AYAT-AYAT

KAUNIYAH DI AL QURAN


Perkara yang tidak mungkin sampai kepada Muhammad Saw melalui kecerdasan
fitrah dan akal yang cemerlang adalah perkara ilmiah yang tertera di dalam Al
Qur’anul Karim. Perkara-perkara ilmiah itu membuktikan kebenaran Kitab Suci
tersebut dan membuktikan secara umum bahwa Al Qur’an memang benar-benar di
wahyukan dari sisi Allah Azza wajalla. Sekalipun Al Qur’an turun berabad-abad
sebelum ilmu pengetahuan modern namun tidak ada seorangpun yang mampu
menetapkan satu kesalahan ilmiah yang ada di dalamnya .
Seandainya Al Qur’an ucapan manusia biasa tentu sesuatu yang mustahil.
Pemikiran-pemikiran manusia pada jaman Muhammad Saw tentang masalah alam dan
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain akan merupakan suatu permainan yang
batil seandainya diterapkan melalui kacamata ilmu pengetahuan modernsekarang ini.
1. Informasi Allah tentang Bersatu-padunya Alam pada Awalnya
Allah Swt berfirman :
“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulunya adalah sesuatu yang padu kemudian
Kami pisahkan antara keduanya.” (Al Anbiya 30)
Berdasarkan tafsir ayat tersebut diatas, maka alam pada mulanya bersatu padu, kemudian
terpisah dan terhampar di angkasa raya. Ini adalah suatu teori ilmiah modern tentang
alam.
Para ilmuwan berpendapat , berdasarkan penyelidikannya terhadap penomena alam
berpendapat, pada mulanya “bendanya” pada, tidak bergerak, berbentuk gas panas dan
tebal serta bersatu padu.
Dalam alam ini telah terjadi suatu ledakan teramat dahsyat, minimal sebelum
5.000.000.000.000 tahun. Kemudian baru terpisah dan saling berjauhan bagianbagiannya.
Hal itu menghasilkan gerakan benda tersebut menjadi sesuatu yang harus
tetap berlanjut sesuai dengan hokum alam yang mengatakan bahwa kekuatan gravitasi
yang terdapat di dalam bagian-bagian benda tersebut berkurang secara bertahap karena
saling berjauhan. Oleh karena jaraknya menjadi luas. (Al Islam Yatahadda: 214)
Barangkali saja dalam hal ini adalah tafsiran ayat kauniyah:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya
Kami benar-benar telah meluaskannya”.(Adz Dzariyat 47).
Maksudnya, Allah Azza Wajalla telah menjadikan langit itu luas atau dia memperluas di
dalamnya , Wallahu A’lam.
2. Informasi Allah tentang Pergantian yang Cepat Antara Siang dan Malam.
Allah Swt berfirman:
“Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.” (Al
A’raf 54)
Maksud ayat di atas adalah bahwa siang dan malam , masing2 mengikuti secara cepat
dengan tidak terputus. Ayat tsb mengandung suatu isyarat tentang rotasi bumi yang
menyebabkan datangnya siang dan malam. Ayat ini sesuai dengan ilmu pengetahuan
modern kita. Demikian pula firman Allah Swt:
“Dia menutupkan malam kepada siang dan menutupkan siang kepada malam.”
(Az Zumar 5)
“Dia memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam
malam.” (Faathir 13)
“Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing
beredar pada garis edarnya.” (Al Anbiya 33)
Seorang angkasawan Rusia, Gagarin setelah terbang ke angkasa sekitar bumi mengatakan
bahwa dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri pergiliran gelap dan cahaya yang
cepat dipermukaan bumi karena adanya rotasi bumi. (Al Islam Yatahadda 213)
3. Informasi Allah tentang Tiang Langit yang Tak Terlihat
Allah Swt berfirman:
“Allah lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana)
yang kamu lihat.” (Ar Ra’ad 2)
Ayat tersebut sesuai dengan pendapat orang dahulu bahwa dia pernah menyaksikan alam
yang besar yang berdiri tegak di angkasa raya yang terdiri dari matahari, bulan dan
planet-planet, namun dia tidak melihat satu tiang pun.
Di dalam ayat tsb orang modern mendapatkan tafsiran penyelidikannya yang
menetapkan bahwa benda2 langit berdiri tegak tanpa tiang di angkasa. Hanya saja disana
ada “tiang yang tak terlihat” yang etrcermin di dalam hokum gravitasiyaitu yang
membantu setiapbenda tsb untuk tetap berada pada tempatnya yang telah ditentukan. (AL
Islam Yatahadda: 212)
Al Hafidzh Ibnu KatsirRahimahullah berkata dalam tafsir ayat tersebut,
“Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas, Mujahid, Hasa, dan Qotadah mengatakan bahwa
langit mempunyai tiang namun tidak terlihat.” (Tafsir Ibnu Katsir surat Ar Ra’ad 2).
Cobalah anda perhatikan persesuaian antara tafsir lama tersebut dengan apa yang
di tetapkan oleh penemuan ilmiah modern.
4. Informasi Allah tentang Tekanan Udara
Allah Swt berfirman:
“Dan barangsiapa yang di kehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke
langit.” (Al An’am 125)
Sekarang ini yang kami ketahui, gas oksigen yang amat penting untuk bernafas
dan hawa udara (secara umum) semakin jauh dari permukaan bumi semakin berkurang.
Oleh karena itu menusia akan merasakan sesak bila naiksemakin tinggi, bahkan bias
mengakibatkan pingsan. Ayat tsb mengandung suatu dalil nubuwah dan sebagai bukti
bahwa Al Qur’an berasal dari sisi Robb langit dan bumi. Pada jaman Muhammad Saw
ilmu tsb tidak dikenal, baik oleh orang alim maupunjahil. Ilmu ini hanya diketahui
setelah manusia naik ke tingkat udara yang lebih tinggi pada jaman modern. Maha benar
Allah dengan Firmannya:
“Katakanlah:”Al Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui
rahasia langit dan bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Al Furqan 6)
5. Informasi Allah tentang Peredaran Bumi
Allah Swt berfirman:
“Dan kamu lihat gunung- gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal ia berjalan seperti jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang
membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An Naml 88)
Demi jiwaku yang ada di tangan Nya. Ayat tersebut merupakan ayat yang paling
agung yang menunjukan kebenaran Rasulullah Saw dalam hal bahwa Al Qur’an adalah
firman Allah, bukan ucapan manusia. Seperti yang telah diketahui sekarang ini, bumi
berputar pada garis edarnya secara sempurna setiap 24 jam. Hal ini (Wallahu’alam)
sesuai dengan yang disyariatkan Allah Swt dalam ayat diatas. Orang yang melihat ke
gunung secara dekat mengira gunung tetap pada tempatnya, tidak bergerak. Tetapi
seorang antariksawan memastikan bahwa sekalipun gunung tersebut dilihatnya tetap pada
tempatnya namun sebenarnya dia berjalan seperti jalannya awan. Maha Suci Allah Yang
Maha Mengetahui segala sesuatu. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.
6. Informassi Allah tentang Fungsi Angin bagi Tumbuhan.
Allah Swt berfirman
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuhtumbuhan)
dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpan
nya.” (Al Hijr 22)
Orang2 dahulu berpendapat, kalau awan tebal maka akan turun hujan, Namun
sekarang sudah maklum. Ketebalan uap air dalam bentuk titik-titik hujan tidak akan
menimbulkan hujan sekalipun kadar kelembaban yang ada di dalam gumpalan udara tsb
mencapai 400 % kalau tidak mengandung unsur garam atau es yang sangat kecil.
Sesungguhnya anginlah berperan memindahkan unsur2 tsb sampai apabila bertemu
dengan ijin Allah di gumpalan udara yang lembab terjadi kondensasi kemudian turun
hujan.
Angin juga berperan membentuk awan yang berguruh. Angin memindahkan udara
panas yang sangat lembab dari permukaan bumi ke tingkat udara yang tertinggi yang
sangat dingin. Kemudian uap air yang dibawanya berkondensi membentuk awan yang
berguruh, lalu turun hujan dengan ijin Allah.
Disamping itu angina juga memindahkan tepung2 sari dari bunga jantan ke bunga
betina, yang kemudian dengan ijin Allah menghasilkan buah. Ilmu semacam ini
bagaimana terlintas di akal orang-orang buta huruf?
7.Informasi Allah tentang Angin Pembawa Hujan
Allah Swt berfirman:
“Dan Dia lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rachmat-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
Kami turunkan hujan di daerah itu.” (Al A’raf 57)
Ini adalah yang kita lihat sekarang melalui foto bumi dan awan yang ada di atasnya, dan
yang di siarkan pula oleh satelit buatan sehari-hari. Kemudian kita lihat, suhu yang
rendah dan awan yang dikandungnya yang ada di atas Aljazair di ujung barat mulai
bergerak menuju arah timur melalui timur afrika, lalu ke Mesir, jazirah Arab, kemudian
ke Negara Persi. Ini semua dalam rangka memberi hujan yang telah ditakdirkan Allah
Bagi daerah-daerah tersebut. Demikianlah Allah Swt mengendalikan awan mendung.
Semua ini tidak diketahui oleh orang2 terdahulu yang ada di wilayah timur, seperti
jazirah Arab, pada musim dingin langit cerah apabila angina barat laut. Namun
mendekatidaerah2 yang bersuhu rendah sampai angina tersebut beralih menuju barat
daya, langit berawan, kemudian turunlah hujan. Angin tersebut pembawa berita gembira
akan turunnya hujan. Maha Suci Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
8. Informasi Allah tentang Langit Sebagai “Atap”
Allah Swt berfiman:
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara sedang
mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya.” (Al Anbiya 32)
Para ilmuwan sekarang menjelaskan kepada kita bahwa udara yang bertumpuktumpuk
di atas bumi, seandainya ketinggiannya lebih rendah dari yang ada maka berjutajuta
meteor yang setiap hari terbakar di angkasa akan jatuh mengenai seluruh bagian bola
bumi dan mungkin akan membakar segala sesuatu. Namun karena langit adalah atap yang
kokoh maka bumi dan segala isinya terpelihara dari meteor-meteor tersebut.
9. Informasi Allah tentang Jarak Antar Planet
Allah Swt berfirman:
“Maka Aku bersumpah dengan letak planet-planet, sesungguhnya sumpah
itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.” Al Waqiah 75-76)
Orang2 dahulu jika melihat langit dan segala planet yang ada di dalamnya seperti
melihat lampu2, namun mereka belum mengetahui jarak masing2 antara planet itu dan
berapa besarnya planet-planet tersebut. Akalnya tidak mengetahui berapa jarak antara
planet-planet tersebut. Mereka hanya mengatakan bahwa jaraknya mencapai batas yang
hayali. Maka selayaknyalah jika Allah bersumpah dengannya karena keagungannya
(karena sangat jauhnya). Kelompok planet yang paling dekat saja dengan kita jaraknya
sekitar 700.000 tahun cahaya, padahal satu tahun cahaya sama dengan
10.000.000.000.000 km (sepuluh Triliun km).
Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah berkata di dalam A’lamun Nubuwah, “Apabila
telah terbukti kemukjizatan Al Qur’an dari segi ini secara keseluruhan, maka masingmasing
layak untuk menjadi mukjizat. Kalau AL Qur’an mencakup seluruhnya maka
kemukjizatannya berarti lebih kuat, hujjah-hujjahnya lebih jelas, dan seolah-olah seperti
membelah lautan dan menghidupkan orang mati.” (A’lamun Nubuwah: 73)
Namun saya berpendapat, Al Qur’an lebih besar dan lebih jelas dari pada itu
karena Al Qur’an adalah mukjizat yang tetap ada sampai sekarang dan seterusnya,
sekalipun mukjizat para Rasul yang terdahulu telah lenyap dengan kematian mereka.

Futur


FUTUR

Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar, kadang menurun. Kadang  pula meninggi. Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada saatnya para Muharrik (orang yang bergerak) menemui jalam yang lurus dan mudah. Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri. Hal demikian juga terjadi pada muharrik. Satu saat ia memilikikondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun dapat mengalami degradasi iman. tabiat manusia memang menggariskan demikian.
            Dalam salah satu haditsnya Rosulullah SAW bersabda : “hati manusia itu bisa berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Lalu sahabat bertanya, “bagaimana cara mengobatinya ya Rasulallah ?”. jawab Rasul : “Membaca Alquran dan ingat mati”. Syarah dari hadits ini mensiratkan satu hal. Iman manusia tidak konstan. Ia dapat berubah. Karena itu dalam hadits yang lain, Rosul menyuruh para sahabat dan kita sekalian untuk selalu memperbaharui iman.
            Dalam kondisi iman yang turun ini, para mutaharrik kadang terkena satu penyakit yang membahayakan kelangsungan harakah. Yaitu penyakit futur.

Makna Futur

            Secara bahasa Futur berarti putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak. Juga dapat berarti dalam diam setelah bergerak. Atau : malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh. Penyakit futur ini menimpa orang-orang yang telah bergerak. Ia tidak menimpa orang yang tidak atau belum bergerak.
            Berjangkitnya penyakit futur pada diri muharrik dapat menimbulkan beberapa atsar (pengaruh), baik bagi diri muharrik itu sendiri maupun kepada harakah yang tengah berlangsung. Bagi para muharrik, futur menyebabkan sedikitnya simpanan taat yang dimiliki. Padahal, taat merupakan syarat bagi berlangsungnya amal yang ikhlas. Tanpa taat, sulit bagi muharrik melaksanakan program harakah yang notabene tidak pernah mengiminginya dengan balasan duniawi. Bagi harakah sendiri, futur menyebabkan panjangnya jalan yang harus ditempuh. Ini merupakan akibat logis dari tidak mustamirnya amal yang dilaksanakan. Harakah  yang tidak mustamir hanya menghasilkan bangunan islam yang juz’iyah (parsial). Bangunan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam kurun waktu tetentu, menjadi terbengkalai karena terhentinya gerak pembangunan.
            Terjadinya futur bagi muharrik, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Asal saja tidak mengakibatkan terlepasnya muharrik dari harokah dan jamaahnya. Hanya malaikat yang mampu kontinyu mengabdi kepeda Allah dengan kualitas terbaik.
Firman Allah : “dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang dilangit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan tidak pula mersa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya” (QS. Al-Anbiya:19-20).
Karena itu Rasulallah sering berdoa:
Artinya:”Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah,jadikanlah sebaik-baik amalku keridloan-Mu. Ya Allah,jadikahlah sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu”.

Penyebab Futur

            Walaupun futur merupakan hal yang mungkin terjadi bagi muharri, ada beberapa penyebab yang dapat menyegerakan timbulnya :



1.      berlebihan dalam din

berlebihan dalam din, dengan pemaksaan diri dalam melaksanakan ibadah, hanya mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Tubuh dan jiwa manusia hanya dapat memikul  beban berat untuk satu waktu tertentu. Jika ia didera untuk memikulnya, maka yang terjadi adalah pelanggaran terhadap fitrahnya sendiri. Dalam suatu hadits riwayat anas ra : Prenah datang serombongan sahabat yang terdiri dari tiga orang ke rumah Rasulullah. Mereka menanyakan perihal ibadah Rasulullah kepada istri-istri beliau. Setelah mendengarkan ketekunan ibadah Beliau, sadarlah mereka akan sedikitnya ibadah yang mereka lakukan selama ini. sehingga berkata seorang diantara mereka : “saya akan sholat sepanjang malam. Yang kedua berkata “ saya akan puasa selamanya. Yang ketiga menyambung “ saya akan menjauhi istri dan tidak akan kawin”. Mendengar itu semua, Nabi lalu mendatangi mereka. Seraya berkata : “ demi Allah saya lebih takut kepada Allah dari kamu, bahkan saya lebih bertaqwa. Namun saya berpuasa dan berbuka, saya sholat dan tidur. Juga saya kawin. Barang siapa mengabaikan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku”. (HR. Bukhari dan Muslim).
      Dalam hadits yang lain Rasul bersabda:
“ Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan”. (HR. Muslim )
      Karena itu, amal yang paling di sukai Allah adalah yang sedikit dan kontinyu.

2.      Belebih-lebihan dalam hal yang mubah.

Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat sanagat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan dalam makanan menyebabkan seseornag menjadi gemuk. Kegemukan akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat seseorang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena itu secara keseluruhan hal ini menghalangi untuk berharakah.


3.      Memisahkan diri dari jamaah

Jauhnya seseorang dari jamaah membuatnya mudah didekati syaitan. Rasul bersabda : “ Syaitan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari kawanannya”. (HR. Ahmad)
Jika syaitan telah memasuki hatinya, maka tak sungkan hatinya akan melahirkan zhon ( prasangka ) yang tidak pada tempatnya kepadajamaah dan harakah. Jika berlanjut ,hal ini menyebabkan hilangnya siqoh (kepercayaan) kepada jamaah dan harakah.
Dengan jamaah, seseorang akan selalu mendapatkan adanya kegiatanyang selalu baru. Ini terjadi karena jamaah merupakan kumpulan pribadi, yang masing-masing memilii gagasan dan ide baru. Sedang tanpa jamaah seseorang dapat terperosok kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu imam Ali berkata : “ sekeruh-keruh hidup berjamaah, lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri”.

4.      Sedikit mengingat akhirat

Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas setiap amalnya. Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemacu amal berupa keinginan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari yaumul hisab nanti. Karena itu Rasulullah bersabda : “jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa”.

5.      Melalaikan amalan siang dan malam

Pelaksanaan ibadah secara tekun, membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Selalu tejaga komunikasi sambung rasa antara ia dengan Allah. ini membuatnya mempersiapkan kondisi ruhiyah yang baik sebagai dasar untuk berharakah. Namun sebaliknya, kelalaian untuk melaksanakan amalan, berupa rangkaian ibadah baik yang wajib  maupun sunnah, dapat membuat seseorang terjerumus untuk dikit demi sedikit merenggangkan hubungannya dengan Allah. jika ini terjadi, maka sulit baginya menjaga kondisi ruhiyah dalam keadaan taat kepada Allah. kadang hal ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk berbicara kepada hati. Harakah yang benar, selalu memulainya dengan memanggil hati manusia, sementara sedikitnya pelaksanaan ibadah membuatnya sedikit memiliki cahaya.
      Allah berfiman : “Barang siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) Oleh Allah, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun”. (QS. 24:40)
      Barang siapa tidak memiliki (ruh), maka ia tidak dapat memberi.

6.      Masuknya barang haram ke dalam perut

7.      Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan.

Setiap perjuangan sunnatullaNya selalau menghadapi tantangan. Al Haq dan Al Bathil selalu berusaha untuk memperbesar pengaruhnya masing-masing. Akan selalu ada orang-orang Pendukung islam. Di lain pihak akan selalu tumbuh orang-orang pendukung hawa nafsu. Dan dalam waktu yang Allah kehendaki akan bertemu dalam suatu “fitnah”. Dalam bahasa arab, kata “fitnah” berasal dari kata yang digunakan untuk menggambbarkan proses penyaringan emas dari batu-batu lainnya. Karena itu “fitnah” merupakan sunnatullah yang akan mengenai para muharrik. Dengan “fitnah” Allah juga menyaring siapa hamba yang masuk golongan shodiqin dan siapa yang kadzib (dusta). Dan jika fitnah itu datang, sementara iatidak siap menerimanya, besar kemungkinan akan terjadi pengubahan orientasi dalam harakahanya. Dan itu membuat futur. Allah Berfiman :
“ Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. 64:14)

8.      Bersahabat dengan orang-orang yang lemah

Kondisi lingkungan (biah), dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan lingkungan yang baik. Akan tumbuh suasana ta’awun dan saling menasehatkan. Sementara teman yang buruk dapat melunturkan hamazah (kemauan) yang semula telah menjadi tekad. Karena itu Rasulullah bersabda :
“Seseorang atas diri sahabtnya, hendaklah melihat salah seorang diantara kalian siapa ia berteman”. (HR. Abu Daud).

9.      Spontanitas dalam beramal

Amal yang tidak terencana – tidak memiliki tujuan sasaran dan sarana yang jelas tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan. Hanya akan timbul kepenatan dalam berharakah, sementara hasil yang ditunggu tak kunjung datang. Karena itu setiap amal harus memiliki minhajiatul amal ( Sistematika kerja ). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal.

10.  Terjatuh ke dalam kemaksiatan

      Pebuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika kondisi ini terjadi, sulit diharapkan seorang muharrik mampu beramal untuk jamaahnya. Bahkan untuk menjaga diri sendiripun sulit.


Pengobatannya

      Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.

1.      Jauh dari kemaksiatan

      Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada akhirnya membawa kepada kesesatan. Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan –Ku menimpamu. Dan barang siapa di timpa musibah oleh kemurkaan-Ku, makabinasalah ia”. (QS. 20;81)

Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman :
“ Jikalau penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi”. (QS. 7:96)

2.      Tekun mengamalkan amalan siang dan malam

Amalan sian dan malam dapat melindungi dan menjaga muharrik untuk selalu berhubungan dengan Allah WST. Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah.
Allah berfirman ;
“ Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah orang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Robb mereka”. (QS. 25:63-64).

3.      Mengintai waktu-waktu yang baik

Dalam banyak hadits rosulullah banya menginformasikan adanya waktu-waktu tertentu dimana Allah lebih memperhatikan do’a hambanya. Sepertiga malam terakhir, bulan ramadhan dan bulan dzulqoidah, zulhijjah, muharram dan rajab. Waktu-waktu itu memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang dihadapan Allah.

4.      Menjauhi hal-hal yang berlebihan.

Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana. Apalagi berlebihan

dalam keburukan. Allah memerintah manusia sesuai dengan kemampuannya.
            Firman Allah :
            “ Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu !”
(QS. 64:61)
Islam adalah Din tawazun (keseimbangan). Disuruhnya pemeluknya memperhatikan akhirat, namun jangan melupakan kehidupan dunia. Seluruh anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya masing-masing yang harus ditunaikan. Dalam ayat lain Allah berfiman :
“ Demikianlah kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat pertengahan (adil) dan pilihan”. (QS. 2:143).

5.      Melazimi Jamaah


“ Jamaah itu rahmat, Firqoh (pengelompokan) azad ” demikian sabda Rasulullah. Dalam hadits yang lain “Barangsiapa yang menghendaki tengahnya syurga, hendaklah ia melazimi jamaah”. Dengan jamaah seorang muharrik akan selalu berada dalam majlis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu terikat dengan komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan kerutinan.


6.      Mengenal kendala yang akan menghadang

Pengetahuan akan tabiat jalan  yang hendak dilalui serta rambu-rambu yang ada, niscaya membuat seorang muahrrik siap, minimal tidak gentar, untuk menjalani rintangan yang akan datang. Allah berfirman :
“ Dan beberapa banyak Nabi yang berpernag bersama mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang orang yang sabar”. (QS. 3:146)

7.      Teliti dan Sistematik dalam kerja.

Dengan perencanaan yang baik, Pembagian tugas yang jelas, serta kesadaran akan tanggung jawab yang diemban, dapat membuat harakah menjadi harakatunnatijah (harakah yang berhasil). Perencanaan akan menyadarkan muaharrik, bahwa jalan yang ditempuh amat panjang. Tujuan yang akan dicapai amat besar. Karena itu juga dibutuhkan waktu, amal dan percobaan yang besar. Jika ini semua telah dimengerti insaya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan.

8.      Memilih teman yang shalih

9.      Menghibur diri dengan hal yang mubah

Bercengkerama dengan keluarga, mengambil secukupnya kegiatan rekreatif sertamemeberikan hak badan secara cukup mampu membuat diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang dikerjakan.

10.  Mengingat mati, syurga dan neraka


11.  Muhasabah (menghisab) diri











































Kemuliaan


IZZAH


Izzah berarti kemuliaan, kekuatan yang dikenal sekarang “gengsi”. Memang “gengsi” akan dimiliki bagi mereka yang mempunyai kekuatan, keperkasaan, kemuliaan dan semua itu bersumber pada Allah Rabbul ‘Alamiin. Hanya Allah pemilik sebenarnya Izzah karena Allah itu Rabbul Izzati dan Allah menamakan dirinya ‘Al-Aziz’. Izzah kemudian diberikan pada makhluk-Nya sesuai pendekatan pada Rabbnya, semakin dekat dengan Allah, atau semakin ter-Sibhgah dengan nilai-Nya (Al Islam) maka makhluk tersebut semakin memiliki Izzah. Makhluk yang paling dekat dengan Allah adalah para Rasul kemudian Mu’minin.
Firman Allah :

“Izzah itu milik Allah, RasulNya dan Mu’minin”. (63 : 8)

Kebanyakan manusia tidak mengetahui cara mencari Izzah dan berbagai macam cara dikerjakan untuk mendapatkannya. Ada yang mencari lewat titel kesarjanaannya, ada yang mencari kedudukannya dan ada juga yang mencari melalui harta kekayaan. Hal inipun terjadi pada sebagian umat Islam. Mereka silau terhadap gemerlapnya dunia dan seisinya kemudian mereka berlomba-lomba mencarinya. Sebagian muslim kagum dengan kebudayaan barat dan mengikuti apa yang yang datang dari barat, sebagian yang lain kagum dengan kebudayaan timur kemudian mengambil apa saja yang datang dari timur. Sungguh kebanyakan muslim sudah menjadikan materi sebagai standar.
Penyakit ini hampir menjangkit pada sebagian besar umat Islam di dunia. Sebab utama dari semua itu, karena mereka lupa Allah maka akibatnya menjadi lupa diri dan lupa misi, kemudian akhirnya mereka tidak memiliki Izzah.
Firman Allah :

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa pada Allah lalu Allah menjadikan mereka lupa pada diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasiq”. (59 : 19)

Bagi orang-orang yang lupa akan Allah dan lupa diri, Allah sebut orang fasiq dan bagi orang-orang yang tahu mencari Izzah Allah sebut munafiq.
Firman Allah :

“Tetapi orang munafiq itu tidak tahu”. (63 : 8)

Sejarah telah membuktikan bahwa Izzah akan dimiliki kalau adanya pendekatan dengan Allah dan menerima nilai yang datang dari Allah kemudian memperjuangkan nilai itu.
Umar r.a. berkata :

“Kami adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam dan kapan saja mencari izzah (kemuliaan) pada selain Islam maka Allah merendahkannya.”

Rasulullah SAW dan para sahabatnya jadi mulia dan berkuasa di bumi Allah karena Izzah dengan Islam. Kemampuan sains dan teknologi mereka ketinggalan dengan muslim sekarang atau dengan bangsa-bangsa lain pada masanya seperti Romawi dan Persia dengan sekutunya, tetapi kelebihan mereka hanya dengan Islam dan mereka tidak pernah merasa kecil terhadap bangsa-bangsa lain bahkan mereka mempunyai sifat  : A’izzatun ‘alal kaafirin.
Tetapi kalau kita melihat kenyataan muslin sekarang, keadaannya berbalik seratus delapan puluh derajat, mereka tidak memiliki kebanggaan sedikitpun dengan Islam nahkan mereka campakkan Islam dan sebagai gantinya mereka ambil apa yang datang dari barat dan timur, maka akibatnya mereka seperti buih yang terombang-ambing di tengah lautan dan tidak memiliki izzah.
Untuk menyembuhkan penyakit kronis ini diperlukan  pengobatan yang tepat dan cepat, dan satu-satunya obat yang bisa menyembuhkan adalah Al Qur’an karena ia merupakan Syifa’ bagi manusia umumnya dan muslim khususnya. Dengan kembali pada Al Qur’an maka akan diketahui beberapa hal sebagai pengobatan bagi manusia.

Izzah sebagai manusia

            Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang lain bahkan malaikat  sekalipun (17 : 70). Malaikat disuruh hormat pada manusia karena kehebatan Ilmu yang ada padanya (2: 31). Dilihat dari bentuk penciptaannya manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling sempurna dan baik (95 : 4).
            Kemudian sebagai kemuliaan berikutnya, Allah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi untuk kepentingan manusia dan menyempurnakan nikmatnya  lahir dan bathin (31 : 20). Seterusnya manusia manusia diangkat jadi khalifah (wakil Allah) di muka bumi (2 : 30).
            Dengan kehebatan manusia itulah, maka Allah memberi amanat padanya dimana makhluk lain tidak sanggup memikulnya (33 : 72). Disinilah kelebihan manusia, kelebihan manusia tidak dilihat dari warna kulitnya. Kulit putih tidak lebih mulia dari kulit hitam. Bilal bin Rabbah lebih mulia dari Abu Sofyan walaupun keduanya sahabat Rasul.
            Suatu hari seorang sahabat berkata pada Umar Amirul Mu’minin untuk bertemu : “Ada Abu Sofyan dan Bilal mau bertemu dengan Amirul Mu’minin”. Mendengar nama Abu Sofyan disebut lebih dahulu dari Bilal, Umar r.a. marah dan berkata : “Katakanlah di pintu ada Bilal dan Abu Sofyan”.
            Begitu juga kelebihan manusia tidak dilihat dari bangsa dan keturunan. Bangsa Yahudi tidak lebih mulia dari bangsa Arab, Bangsa Amerika tidak lebih pandai dari bangsa Afrika dst.
            Sabda Rasulullah pada waktu hari wada’ :

            “Wahai manusia sesungguhnya Rabbmu satu dan bapakmu satu semuanya dari Adam, dan Adam itu dari tanah dan sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu, tiada keutamaan antara bangsa Arab dengan bangsa non Arab kecuali dengan Taqwa”.

Izzah sebagai pribadi Muslim

            Sebagai muslim lebih mulia dari non muslim, baik kafir, fasik maupun munafik. Muslim Arab lebih mulia dari kafir Yahudi begitu juga muslim Afghanistan lebih mulia dari kafir Arab. Seorang muslim lebih mulia karena nilai yang datang langsung dari Allah, dia punya ikatan (urwah) atau hubungan (habl) atau aqidah yang erat dengan Rabbnya. Semua aktifitasnya berhubungan erta dengan Allah Rabbul ‘Alamiin. Sedangkan orang kafir terputus hubungannya dengan Allah, semua aktifitas hidupnya terlepas dari nilai Allah. Dia mempunyai sikap hidup yang sekunder (pemutusan diri dengan aktifitas kehidupan) diseluruh lapangan kehidupan.
            Firman Allah :

            “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan musyrikin (akan masuk) keneraka jahanam, mereka kekal didalamnya. Mereka itu seburuk-buruknya makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh mereka adalah sebaik-baiknya makhluk”. (98 : 6 – 7)
Izzah sebagai Umat Islam

Setiap bangsa atau setiap Ummat memiliki kitab perjuangan untuk mewujudkan cita-citanya dan untuk memberikan doktrin bahwa bangsanya lah yang paling hebat dan mulia. Bangsa Jerman pada masa Hitler terkenal dengan kitab Mei Kamf dan dalam kitab itu memberikan doktrin bahwa Jerman adalah bangsa yang paling mulia, karena berasal dari keturunan Aria dan bangsa lain adalah hina serta harus tunduk  pada Jerman. Terkenal dengan semboyannya Deuthchland Uberulles (Jerman di atas segalanya). Begitu juga komunis dengan kitab Das kapital karangan Karl Marx memberikan doktrin pada bangsanya bahwa sistem komunis adalah sistem yang terbaik dan bangsa di duia harus di komuniskan. Hal serupa terjadi pada kristen dengan kitab Injilnya, mereka beranggapan bahwa umat kristen adalah kekasih Tuhan. Yahudi dengan Talmud atau kitab Taurat mendakwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan dan yang diutamakan.
Jerman dengan Nazinya berusaha keras menguasai dunia, Uni Sofyet dengan komunis memaksakan pahamnya ke seluruh dunia, kristen dengan semboyan kasih sayangnya berusaha menipu dunia untuk dikuasainya, Yahudi dengan Zionisnya juga hendak menguasai dunia.
Islam sebagai penutup semua ajaran dan penyempurna, juga mempunyai kitab perjuangan dan memberikan doktrin pada umatnya bahwa Islam adalah Rahmatan Lil ‘alamiin dan bahwa ummat Islam adalah sebaik-baik Ummat. Perbedaannya kalau umat atau bangsa lain memberikan doktrin itu umat atau bangsanya sendiri sedangkan Islam doktrinnya langsung dari Allah dalam kitab perjuangan-Nya (Al Qur’an).
Firman Allah :

“Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia yang menyeru pada yang baik dan mencegah pada yang buruk dan kamu beriman kepada Allah”. (3 : 110)

Kebaikan umat Islam karena mempunyai kemampuan menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah berbuat kerusakan serta beriman kepada Allah. Kalau ketiga unsur tersebut tidak ada maka umat Islam pun bukan umat terbaik.
Untuk mempunyai kemampuan menyuruh dan melarang maka umat Islam harus mempersiapkan kekuatan.
Firman Allah :

“Dan siapkanlah olehmu (untuk menghadapi musuh) apa saja yang kamu mampui dari kekuatan dan dari kuda-kuda y ang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang yang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya”. (8 : 60)

Beberapa kekuatan yang harus dipersiapkan ummat Islam :

Kekuatan Aqidah

Aqidah adalah sumber segala sesuatu, dengan kuatnya aqidah akan melahirkan kekuatan Iman dan Ibadah, pada akhirnya akan menghasilkan ketaqwaan yang bisa memberikan Izzah pada Umat Islam.

Kekuatan Ukhuwah

            Unsur kedua yang terpenting adalah ukhuwah yang akan mempersatukan hati-hati umat Islam. Dengan kuatnya ukhuwah akan melahirkan kekuatan jama’ah dan akhirnya bisa menghasilkan Daulah Islamiah Alamiah, Insya Allah.
Kekuatan Wasilah (Sarana)

            Ulama ushul berkata :
           
            “Apa saja (sarana) yang bisa menyempurnakan kewajiban maka mendapatkannya itu wajib”.

            Sebagian uamt Islam melalaikan terhadap pentingnya sarana ini, padahal sarana adalah sesuatu yang bisa mendekatkan pada tujuan. Maka umat Islam harus memiliki keahlian dibidangnya masing-masing disamping berda’wah sebagai tugas utama.
            Dengan persiapan kekuatan aqidah, ukhuwah dan wasilah, kita berusaha menciptakan sistem Islam yang anggotanya saling menghasilkan, saling menguntungkan, saling menghargai dan tidak saling merendahkan sampai terwujudnya Daulah Islamiah Alamiah.
Amiin yaa Rabbal ‘Alamin.









































































































Tawakal


TAWAKAL ILALLAH

Pernahkah kita dalam mencapai suatu perkara, setelah kita berpenat lelah dan seratus peratus meletakkan tenaga dan keupayaan kita dan setelah kita yakin kita telah memberikan seluruh sumber yang ada namun hati kita masih resah seolah dunia masih tidak mengiktiraf usaha kita? Mungkin kerana kealpaan kita, kita terlupa yang Dia lah penentu segalanya. Dialah yang menentukan nilai rezeki dan setiap sesuatu untuk setiap daripada kita. Firman Nya :
Dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh, Allah telah menentukan bagi setiap sesuatu” QS 65:3.

Tawakal daripada suku kata perkataan arabnya bermaksud mewakilkan urusan kepada pihak yang lain. Dan maksud ini dapat kita perluaskan lagi sebagai kepercayaan hati kepada wakil satu-satunya.
Dalam kita meletakkan perwakilan bagi suatu urusan kita, pastinya wakil kita itu diyakini kebenarannya (muntahal-hidayah), diyakini yang paling kuat (muntahal-quwwah), diyakini paling lancar (muntahal-fashahah) dan juga diyakini paling perhatian dan kasih sayang (muntahas-syafaqah). Bukankah semua sifat ini hanyalah milik Dia? Adakah makhluk yang diciptakanNya mempunyai semua sifat dia atas untuk kita sandarkan kepercayaan kita? Mana mungkin kerana hanya dari Dialah segalanya datang, dan kepadaNya segalanya kembali.
Di dalam kita menghadapi cabaran, Allah telah menyuruh kita untuk berserah kepadaNya. Namun ini bukanlah bermakna kita tidak perlu melakukan apa-apa dalam kita mencapai sesuatu itu. Firmannya lagi:
ketika dua golongan dari pihak kamu ingin mundur kerana takut, padahal Allah adalah Penolong mereka. Kerana itu, hendaklah kepada Allah sahaja orang-orang mukmin bertawakkal” QS 3;122
Bila kita hendak capai sesuatu, keinginan dan cita-cita tu hanya akan jadi mimpi dan angan-angan kosong yang tidak bernilai kalau kita tidak sertakan sekali dengan usaha. Rezeki tidak datang bergolek kalau kita tidak ikhtiar untuk cari. Dan pada usaha itulah hasil kita akan terjadi.

Tetapi usaha semata tidak bernilai di sisi Allah jika kita hanya mengharapkan usaha kita sedangkan kita lupa untuk meletakkan Allah sebagai yang Menentu. Jangan sekali kita meletakkan usaha kita menjadi neraca hasil kerana bukankah itu seolah kita mengiktiraf diri kita bagaikan berkuasa dan tidak perlu mengharap pada Ilahi?.Andai inilah yang kita lakukan, secara sendirinya kita menghitamkan hati kita dengan riya’ dan takabbur. Sedangkan hasil suatu itu adalah ketentuanNya, nikmatnya untuk memberikan menurut pertimbanganNya. Mungkin terjadi, mungkin tidak.
Namun Allah menjanjikan nikmat yang tidak disangka-sangka bagi mereka yang bertawakkal. Rasulullah bersabda :
Jika kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal maka Allah memberikan rezeki kepadamu sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung, pagi keluar sarang dalam keadaan lapar, dan petangnya pulang ke sarang dalam keadaan kenyang.” HR At Tirmidziy.

Dalam bertawakal ada peringkat-peringkat yang boleh dijadikan kayu ukur kebergantungan kita;
a. Ketergantungan seseorang kepada Allah atas perlindungan dan pemenuhan keinginannya, sebagaimana keterikatan seorang pelanggan kepada pengacaranya. Ia menyerahkan sesuatu namun tiba suatu saat ia dapat mengambil kembali perjanjian, dan menyerahkannya kepada pihak lain, yang lebih dipercayai.
b. Kebergantungan seseorang kepada Allah bagaikan kebergantungan seoran bayi terhadap ibunya. Ia tidak mengenal orang lain selain ibunya, tidak merengek dan meminta susu kecuali kepada ibunya, ia tidak berserah diri kecuali kepada ibunya. Namun bayi itu dapat juga berbuat sesuatu yang diinginkannya di luar pengetahuan orang tuanya. Kebergantungannya kepada orang tau karena ketergantungan adanya keinginan yang tiada pada orang lain, selain ibunya.
c. Kebergantungan seseorang kepada Allah bagaikan kebergantungan seorang jenazah terhadap orang yang memandikannya. Si arwah tidak tahu lagi apa pun yang diperbuat oleh orang yang memandikannya. Ia menyerah terhadap perlakuan apapun yang diberikan kepadanya.

Maka kita jejaki kembali tawakkal kita, adakah sudah kita benar-benar mengharapkan dari Ilahi yang sepenuh-penuh takwa seperti yang dituntut ke atas kita.
Bila kita melakukan tawakkal, bukankah itu lebih tenang di hati kerana kita yakin Allah telah menentukan rezeki untuk setiap kita yang masing-masing ada bahagian sendiri. Bila kita yakin suatu rezeki itu ditentukan untuk kita, maka tidak perlu kita takut untuk orang lain mendapatnya pula.
Namun kita tidak akan tahu apa rezeki yang akan diberikan kepada kita kerana suatu usaha itu mungkin tidak mendatangkan hasil seperti yang kita harapkan. Mungkin lebih dari kita harapkan atau mungkin lebih teruk daripada jangkaan kita. Tapi bagi seorang yang hidupnya penuh dengan tawakkal kepada Allah tahu dan yakin bahawa itulah rezeki yang ditetapkan untuknya yang datang bukan sebagai ganjaran atau balasan kepada dia, namun sekadar ujian untuk menguji secebis iman di dada. Ini kerana dia yakin, segala apa yang dilakukan di dunia adalah kerana untuk memetik ganjarannya di syurga sana. Kita hanyalah penyemai benih keimanan dan diindahkan dengan tawakkal kerana tawakkal itu satu daripada pembuktian iman, yang meyakini Dialah segalanya, yang dinantikan bukan hasil dan ganjaran di muka bumi, tetapi adalah ganjaran abadi syurga firdausi. Dan kerana itulah orang yang benar bertawakkal, dia tidak akan takut untuk berusaha kerana tahu rezekinya datang dengan tidak disangka-sangka, dia akan terus berusaha untuk masa depannya, terus berusaha untuk mengatasi masalah yang dihadapinya disamping berusaha mengelak musibah kepada dirinya kerana dia yakin, setiap usaha yang dilakukannya hanyalah wasilah yang akan membenarkan dia untuk menggapai cinta Ilahi di jannah Ilahi..

Suatu tawakkal dan keyakinan yang kuat tanpa ikhtiar yang mengiringinya maka tidaklah sempurna, dan setinggi-tinggi ikhtiar akan sia-sia tanpa tawakkal, meyerah kepadaNya. Tawakkal yang benar adalah ikhtiar yang semaksimum mungkin disertakan keyakinan bahawa Dia lah penentu segalanya.”
Moga kita bertawakkal dengan sebenar tawakkal, diiringi dengan keikhlasan semata untukNya.
Wallahua’lam..


indahnya Istiqomah


Indahnya Istiqamah...
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ' Rabbunaa 'l-Laahu ' kemudian mereka istiqaamah (meneguhkan pendirian), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),'Janganlah kalian takut dan janganlah kalian sedih dan bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepada kalian" (QS. Fush-shilat:30)

Langit diatas kita yang terbentang sejauh mata memandang terkadang ia berwarna biru cerah dan terkadang awan-awan berarak-arak menghiasinya, indah dan menyejukkan, namun ia terkadang menghitam gelap menakutkan dan serasa kurang bersahabat. Dan ia adalah ciptaan Allah..... 

Demikian pula bumi yang kita injak-injak, kita ludahi, kita penuh sesaki dengan sampah dan kotoran, adakalanya ia begitu indah menawan, menenteramkan hati dan adakalanya pula ia serasa menjauh, menolak kehadiran kita, dan iapun ciptaan Allah juga..... 
Mereka adalah diantara ciptaan-ciptaan Allah yang tidak pernah lepas dari orbit kepatuhan, lintasan keta'atan dan posisi kepasrahan.

Alangkah indahnya istiqomah mereka.....

Ketundukan mereka akan peranannya begitu wajar, keta'atan mereka adalah tidak dipaksakan. Tulus...Kita...??? Bagaimana dengan kita...??? 

Meneguhkan pendirian bahwa Rabb kita adalah Allah dan memelihara konsisten kita sebagai hamba sahaya diantara hamba-hamba Allah lainnya adalah perjuangan yang berat. Dan seringkali ia harus dibayar mahal dengan menitiskan air mata, mengeluarkan keringat dan mengalirkan darah. 
Mungkin perjuangan untuk tetap istiqomah harus berakhir dengan hancur remuknya tubuh di tiang salib (Khubaib bin 'Ady), atau dijerumuskan kedalam penggorengan panas yang telah penuh dengan minyak mendidih (Siti Masithoh), atau boleh jadi dengan rosaknya tubuh karena dipanggang dek panas matahari, dihentam habis-habisan dan ditusuk dengan tombak dari pangkal peha hingga ujung kepala (Sumaiyyah). 
Namun....Mereka telah merasakan semerbaknya pengorbanan dan memetik buahnya yang ranum dan wangi. Mereka telah mereguk telaga kebahagiaan dan meraih kenyamanan taman syurgawi yang keni'matannya tak mungkin tertandingi oleh kehidupan kita sekarang. 
Lantas, bagaimana kita...? 
Rasanya ketika diperintah oleh RasululLaah SAW untuk "Amantu bi 'l-Laahi, tsumma 'staqim", maka sikap kita mungkin akan sama seperti Sufyaan bin 'Abdi 'l-Laahi iaitu dengan statement ini kita akan sibuk dan terlalu sibuk untuk tetap berupaya istiqomah dengan keimanan kita. 
Pernyataan keimanan itu memerlukan penjelmaan, meminta bukti dan menuntut 'amal sholih. Memang pembuktian itu tidak harus selalu identik dengan kekerasan,keterlaluan atau penyiksaan bahkan pembunuhan, namun kalaupun itu terjadi maka sudah sewajarnyalah kita menerimanya dan meni'mati pengorbanan itu. 
Pengorbanan (At-Tadhhiyyah) adalah hak setiap muslim. Setiap muslim sudah sewajarnya menuntut hak dirinya dan merelakan tubuhnya menjadi bukti pengorbanannya dalam rangka istiqomah dengan keimanannya kepada Allah SWT yang mencipta, memberi rezeqi sekaligus membeli setiap diri kita. 
Istiqomah merupakan bukti tekad untuk tetap berjalan fii Sabiili 'l-Laah serta perwujudan akhlaqu 'l-kariimah. Ia adalah konsisten, resisten dan persisten. 
Alangkah indahnya jika kita dapat mengakhiri kehidupan yang penuh sandiwara dan fatamorgana ini dengan istiqomah di jalanNya. Jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul, para Shiddiqqiin (golongan yang jujur dengan syahadahnya), para Shoolihiin (golongan orang-orang yang sholih dan senantiasa menebar kesholihan) dan penerus-penerusnya. Jalan yang menurut budak-budak nafsu dan hamba-hamba syaitan adalah jalan yang penuh onak duri, menyengsarakan, dan bodoh, namun... 
Menurut kami ia adalah satu-satunya jalan yang menghantarkan kami kepada mardhoti 'l-Laah, jannahNya dan sudah pasti jalan yang indah... 
"Diantara orang-orang yang beriman ada orang-orang benar dengan janjinya kepada Allah. Diantara mereka ada yang telah menunaikan janjinya (menemui syahidnya) dan diantara mereka ada yang masih menunggu-nunggu (untuk menemui syahidnya) dan sama sekali mereka tidak mengubah janjinya." (QS. Al-Ahzab:23) 
Alangkah indahnya istiqomah itu...  Wa 'l-Laahu a'lam bi 'sh-Showaab